MEMBANGUN KEKUATAN PIKIRAN
Kita bisa mengatur pikiran untuk mengubah nasib, benarkah?
Kerabat Nina
terharu mendapat kabar bahwa Nina akan menikah. Nina dijuluki perawan tua
karena tidak juga menemukan pendamping hidup. Dulu, ketika usianya memasuki
kepala empat, tidak ada lagi yang berupaya menjodohkannya-kendati ia dikenal
sebagai akhwat yang taat pada
agama-karena sulit mencari pria yang mau menerima keadaannya. Namun, Nina tidak
patah arang, ia yakin bahwa ia akan menikah, dan semuanya terwujud.
Rasanya mustahil
untuk memiliki anak. Pemilik Kata Hati Institute, Erbe Sentanu, didiagnosis
dokter mengalami aspermatozoa, artinya dalam tubuhnya tidak memproduksi sperma.
Tiga bulan kemudian, terjadi keajaiban, dari hasil pemeriksaan sebelumnya 0
persen menjadi 50 persen. Setahun kemudian ia dianugerahi seorang anak
laki-laki setelah enam tahun pernikahannya.
Rudy Gunawan, pengusaha
property, mendapat pukulan telak. Ia ditipu teman bisnisnya, hingga nyaris
bangkrut. Temannya itu tak hanya menguras hartanya, tapi juga mewariskan utang
bank kepadanya. Rekan usahanya memprediksi ia tidak akan mampu bangkit. Hartanya
habis, hutangnya menumpuk. Tapi Rudy optimis ia mampu melakukannya. Dalam otaknya,
ada keyakinan yang kuat bahwa ia bisa dan ternyata ia memang bisa. Bukan hanya
mengembalikan uang bank, tapi membangun kembali bisnisnya.
Ya, pikiran
memiliki kekuatan untuk dapat meraih apa yang kita inginkan. Apapun keinginan
itu, baik positif maupun negative, contohnya kisah berikut ini: Seorang
eksekutif yang memiliki masa depan cerah dalam karirnya, tiba-tiba stress berat
dan depresi ketika ia dinyatakan mengidap penyakit kanker. Yang ada dalam
pikirannya, bahwa ia tidak akan bertahan. Benar, dalam waktu singkat sel kanker
menyebar dalam tubuhnya. Dua bulan kemudian ia koma, keadaannya kritis. Tiga hari
setelahnya ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Lainnya, ketika
mendapati sebuah kalimat ‘manis’ pada ponsel suaminya. Si istri menjadi
paranoid saat suaminya tampil trendi, wangi dan pulang lebih lambat dari
biasanya. Seluruh isi kepalanya menyimpulkan “Suaminya selingkuh dan ia
siap-siap diceraikan”. Pikiran itu selalu menyertai kemana saja ia berada. Ia berubah
dari ibu yang sabar menjadi penuh curiga, dari wanita yang halus menjadi kasar
dan suka main tangan. Suaminya akhirnya menceraikannya, bukan karena wanita
lain, tetapi karena istrinya sering kesetanan, menyerangnya sampai nyawanya hampir
melayang.
Kita bisa
mendapatkan apapun yang kita inginkan. Harta, anak, jodoh, mati atau
perpisahan, tak ada yang tidak mungkin. Pikiran adalah kekuatan yang tak
tertandingi. Masihkah kita tanyakan mengapa keinginan kita belum juga terjadi
sampai hari ini? Jawabannya sederhanya, kita belum memaksimalkan kekuatan
pikiran.
Pikiran Punya Kekuatan?
Manusia adalah
makhluk yang paling sempurna. “Sesungguhnya
telah Kami ciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya”(QS. At-Tiin:4). Kesempurnaan
itu disimboli oleh perangkat mahahebat yang tidak pernah dimiliki makhluk lain,
yakni akal pikiran. Menurut Direktur Mizan Haidar Baqir yang juga diamini oleh
pendiri dan pelopor Holistic Healing, Reza Gunawan, bahwa manusia diberi
perangkat komplet yang seluruhnya saling bekerja sama-pikiran, hati dan anggota
tubuh lainnya. Allah SWT., menciptakan manusia bukan untuk mengalami kegagalan.
Ingat, proses pembentukan manusia untuk menjadi benih, terjadi pertempuran
jutaan sperma dan hanya satu saja yang akhirnya berhasil.
Jadi manusia
memang diciptakan untuk mampu melakukan segalanya sebelum dikacaukan oleh
ketidakmampuan yang dating dari luar dirinya. Manusia bisa melakukan segalanya.
Kekuatan itu ditegaskan Haidar,”Demikian dahsyatnya kekuatan akal sehingga
dikatakan seolah-olah akal adalah rasul dalam diri manusia. Kalau kita
menggunakannya dengan benar, akal akan membawa kita naik dan makin dekat pada
Allah”.
Reza merumuskan
bahwa kekuatan pikiran adalah suatu potensi yang ada dalam diri seseorang untuk
mengenal dirinya dan menggunakan kapasitas pikirannya untuk bertransformasi
dalam dirinya sendiri menuju keutuhan dan kesejatian hidup. Dengan kata lain,
pikiran adalah perangkat utama kita untuk berevolusi menjadi manusia yang utuh,
sesuai dengan kodrat yang direncanakan Sang Pencipta.
Kekuatan itu
diakui pula dalam dunia kedokteran. dr. Sylvia Detri Elvira, Spka(K), spesialis
kejiwaan, mengatakan,”Adanya keyakinan dalam diri seseorang itu bisa
mempengaruhi semangat orang. Kekuatan pikiran dapat menggerakkan seseorang
untuk menjadi lebih semangat untuk mencapai cita-citanya”.
Menggali Kekuatan Pikiran
Sekarang kita
menuju pada kekuatan pikiran, bagaimana menggali dan mengasah kemampuan itu? Rhonda Byrne dalam bukunya The Secret menuliskan,”Di dalam diri
kita terdapat sebuah magnet yang lebih kuat dari apapun. Dan magnet itu
dipancarkan melalui pikiran kita. Ketika kita memikirkan sesuatu otomatis akan
menarik apa yang anda pikirkan itu”.
Erbe Sentanu, yang bukunya Quantum Ikhlas banyak dipuji berbagai
kalangan menjelaskan,”Diri kita adalah sebuah magnet besar yang selalu menarik
apa saja sesuai dengan focus dari apa yang sedang kita pikirkan dan rasakan. Sehingga
bila kita berpikir kesulitan, kita tidak bisa menarik kemudahan. Jika Anda
menarik kekurangan, Anda tidak bisa menarik kekayaan”. Persis seperti ungkapan
penyair Jalaludin Rumi,”Semua ada di
dalam dirimu. Mintalah melalui dirimu sendiri”.
Demikian dahsyatnya
kekuatan pikiran yang kita miliki, bagaimana
otak bekerja dalam dunia tarik-menarik tersebut? Sylvia menjelaskan, dalam
otak itu terdapat pusat segala macam”pusat pergerakan dan pusat seluruh
koordinasi. Adapun yang berhubungan dengan pikiran, adalah pusat memori.
Selanjutnya, Paul MacLean, Direktur Laboratorium
Evolusi dan Tingkah Laku Otak, National Institute of Mental Health di Amerika
menjelaskan lebih detail, manusia dianugerahi system yang disebut 3 in 1 terdiri dari Otak Reptil yang membuat kita bisa memiliki rutinitas dan membentuk
kebiasaan, tetapi bisa sangat menyulitkan karena kebiasaan buruk kita yang
bersifat kaku dan sulit untuk diubah. Otak
Mamalia Tua, membuat manusia bisa merasakan kelembutan dan sifat ingin
merawat atau memelihara seperti makhluk mamalia umumnya. Otak ini dikenal juga
dengan limbic system. Dan Otak Mamalia Baru tempat berlangsungnya
analisis, logika, kreativitas dan intuisi yang seharusnya digunakan untuk
mengarahkan kecenderungan otak lainnya.
Haidar menerangkan, sebetulnya, baik
dilihat dari segi agama, kedokteran, atau psikologi, memang kekuatan pikiran
mempunyai efektivitasnya sendiri.”Ibnu Sina, seorang filsuf Islam dan dokter,
pernah menulis dalam bukunya Asy-Syifa
bahwa dokter yang baik mampu menyembuhkan pasiennya tanpa member obat dan tanpa
menyentuh. Caranya adalah dengan menimbulkan sugesti kesembuhan pada diri
pasien. Yakni, meyakinkan pasiennya bahwa ia bisa sembuh dengan sendirinya. Kalau
pasien betul-betul yakin, maka ia benar-benar akan sembuh,” jelasnya.
Dalam tulisannya
yang lain, Ibnu Sina menggambarkan cara kerja kekuatan pikiran, baik positif
maupun negative. Coba ambil sebilah papan yang cukup kuat, kira-kira selebar
20cm. Taruh papan itu di atas lantai dan kita berjalan di atasnya. Niscaya kita
akan melewati dengan mudah. Tapi bila papan itu dibentangkan di atas jurang,
meski papannya cukup kuat sehingga tak akan patah, kita akan lebih susah
menjalaninya. Mungkin malah bisa jatuh betulan. Karena, ketika berjalan di atas
lantai, tidak terbentuk pikiran akan jatuh. Tapi begitu berjalan di atas jurang
terbentuklah sugesti jatuh sehingga ia benar-benar jatuh.
Jadi, kekuatan
pikiran juga bisa memandu orang uyntuk mencapai cita-cita. Ini disebut sebagai
visi. Dalam Islam, visi biasa disebut ru’yah-yang
dapat bermakna penglihatan (akan sesuatu yang belum terjadi) dan mimpi. Misalnya,
Nabi Yusuf mendapat mimpi-mimpi yang memberinya petunjuk bahwa suatu saat ia
akan sampai ke tujuannya, yakni menjadi pejabat penting di Mesir. Dia akhirnya
benar-benar sampai kesana karena ia tahu arah dan tak gampang menyerah oleh
keyakinannya yang ia dapat dari mimpinya itu. Apapun yang dihadapi, sampai
dijatuhkan ke sumur, tak membuatnya menyerah. Ia memiliki keyakinan dan daya
tahan yang tak tergoyahkan. Itulah visi, keyakinan akan masa depan.
Cara Kerja
Bagaimana memfokuskan
diri untuk menarik keinginan dan mewujudkannya? Reza Gunawan memaparkan,”Langkah pertama dan terpenting, kita perlu
belajar untuk rileks. Biasanya manusia modern tahu tentang konsep rileks,
tetapi tidak selalu tahu bagaimana caranya rileks yang efektif. Dalam metodologi
Self-Healing yang kami praktekkan dan
ajarkan melalui pelatihan, kita belajar mengenal kembali 4 alat dasar yang
dimiliki setiap manusia sejak lahir”. Empat alat dasar ini begitu sederhana dan
mujarab untuk memelihara ketenangan batin, kesehatan serta keselarasan hidup,
namun banyak diantara kita yang sudah lupa cara memanfaatkannya. Keempat alat
dasar itu adalah: napas, gerak, sentuhan dan hening. Napas memiliki keajaiban
tersendiri karena mengizinkan kita untuk kembali ke pusat diri,
mengistirahatkan saraf dan tubuh, serta melepaskan beban pikiran. Sementara gerak,
apapun bentuknya, sebenarnya memberikan tubuh kita energy untuk hidup.
Sentuhan, baik
dalam bentuk sentuhan kasih sayang maupun pijatan akan memicu rasa nyaman,
bahagia dan rileks dalam diri setiap orang. Adapun keheningan, mulai bentuk
hening yang alami seperti tidur, melamun, bengong, hingga yang disengaja
seperti berdoa, relaksasi maupun meditasi, merupakan porsi yang amat penting
untuk dilakukan dalam sehari-hari.
Alat-alat dasar
ini akan membawa kita pada kehidupan yang lebih ringan, ikhlas dan selaras. Dari
ini, mudah bagi kita untuk mengolah apa yang diinginkan untuk kemudian menjadi
kenyataan.
Sependapat dengan
Reza Gunawan, Erbe Sentanu menjelaskan lebih dalam mengenai betapa dahsyatnya
pengaruh kondisi ringan, ikhlas dan selaras bagi sebuah kekuatan pikiran. Menurut
Erbe, kondisi di atas akan sangat berpengaruh bagi jalannya gelombang alfa
menuju bawah sadar. Alfa adalah
tombol ikhlas. Frekuensi alfa akan masuk ke bawah sadar ketika seseorang berada
dalam kondisi ikhlas-tanpa praduga negative atau sesuatu, yang ada hanya keinginan
untuk mencapai sesuatu. Disinilah sejatinya kekuatan pikiran mencapai hasil
optimal.
Perlu diketahui,
kekuatan bawah sadar memiliki peran sangat penting bagi tercapainya segala
bentuk keinginan yang ada di pikiran. Prosentasenya 88% muncul dalam bentuk ‘perasaan’.
Kekuatan ini mampu menarik segala impian menjadi kenyataan. Sayangnya, kita
tidak terampil untuk menyelam kesana karena memang tidak terbiasa.
Setiap hari
kita hanya bergerak dalam gelombang Beta,
yaitu frekuensi seseorang dalam kondisi terjaga penuh, dan ini didominasi oleh
logika (bangun tidur langsung berpikir tentang rencana kerja hari ini, kemudian
bekerja menjalankan aktivitas); juga Delta,
frekuensi seseorang saat tertidur pulas tanpa mimpi dan tidak sadar (pulang
kerja lelah, akhirnya tertidur) tanpa melalui gelombang Alfa dan Theta, yakni
gelombang yang memungkinkan seseorang mengisi mimpinya dengan pikiran dan ide
yang sangat kreatif.
Dominasi Peran Hati
Untuk mengoptimalkan
pengerahan kekuatan pikiran hati tidak boleh ditinggalkan. Haidar yang juga
dosen Universitas Paramadina mengatakan,”Islam tidak memisahkan antara akal
dengan hati. Akal merupakan hasil dari latihan-latihan yang bersifat rasional
dan juga kebersihan hati-yang merupakan produk kebaikan akhlak. Orang pintar
tapi tidak berhati bersih, sepintar apapun ia, tak akan mencapai kebenaran. Kepintaran
akalnya akan dibelokkan oleh nafsunya. Objektivitasnya akan terganggu oleh vested-interest-nya (kepentingan
pribadi)”.
Erbe Sentanu
memiliki penjabaran lain tentang kekuatan hati. Mengapa kita tidak bisa
mendapatkan apa yang kita inginkan? Karena hati kita sejak awal sudah meragukan
diri kita sendiri. Misalnya, pikiran kita menyatakan”Saya ingin sukses” (12%)
sementara hati kita merasakan takut, bingung, ragu, tergesa, tak terarah, masih
ada yang menggantung, hopeless dan
seterusnya (88%). Secara tidak sadar menjadi focus, sehingga menarik
keberhasilan menjadi kegagalan.
Kita akan
selalu menerima apa yang ada di hati meskipun kita tidak menginginkannya. Hal ini
sesuai dengan hukum tarik-menarik yang teradi di alam semesta, yang menyebutkan
bahwa sesuatu akan menarik sesuatu sesuai dengan sifatnya. Lihatlah contoh
sebagaimana disebutkan dalam kisah sebelumnya, istrinya sangat takut bila
diceraikan. Begitu pula dengan pria sukses berpenyakit kanker, ia khawatir bila
kanker akan mengambil nyawanya. Yang ada di hati mereka terfokus pada ketakutan
yang terus-menerus. Tanpa mereka sadari, mereka sedang mengarahkan energy ke
sana yang akhirnya menarik sesuatu sesuai dengan fokus pikiran, akhirnya sang
istridiceraikan, yang satunya mati karena kanker.
Bandingkan dengan
kisah sebelumnya, Erbe Sentanu mematahkan diagnosis dokter, ia yakin bahwa ia
akan mendapatkan keturunan dengan cara menghadirkan suasana seolah-olah ia akan
memiliki bayi. Kamar tidurnya dihiasi dengan warna-warna cerah, gambar-gambar
kartun serta banyak boneka. Seluruh pikiran dan hatinya fokus pada bayi. Sampai
di sini, masihkah anda meragukan kekuatan pikiran?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar