Rabu, 29 Agustus 2012


MEMBANGUN KEKUATAN PIKIRAN

Kita bisa mengatur pikiran untuk mengubah nasib, benarkah?
Kerabat Nina terharu mendapat kabar bahwa Nina akan menikah. Nina dijuluki perawan tua karena tidak juga menemukan pendamping hidup. Dulu, ketika usianya memasuki kepala empat, tidak ada lagi yang berupaya menjodohkannya-kendati ia dikenal sebagai akhwat yang taat pada agama-karena sulit mencari pria yang mau menerima keadaannya. Namun, Nina tidak patah arang, ia yakin bahwa ia akan menikah, dan semuanya terwujud.
Rasanya mustahil untuk memiliki anak. Pemilik Kata Hati Institute, Erbe Sentanu, didiagnosis dokter mengalami aspermatozoa, artinya dalam tubuhnya tidak memproduksi sperma. Tiga bulan kemudian, terjadi keajaiban, dari hasil pemeriksaan sebelumnya 0 persen menjadi 50 persen. Setahun kemudian ia dianugerahi seorang anak laki-laki setelah enam tahun pernikahannya.
Rudy Gunawan, pengusaha property, mendapat pukulan telak. Ia ditipu teman bisnisnya, hingga nyaris bangkrut. Temannya itu tak hanya menguras hartanya, tapi juga mewariskan utang bank kepadanya. Rekan usahanya memprediksi ia tidak akan mampu bangkit. Hartanya habis, hutangnya menumpuk. Tapi Rudy optimis ia mampu melakukannya. Dalam otaknya, ada keyakinan yang kuat bahwa ia bisa dan ternyata ia memang bisa. Bukan hanya mengembalikan uang bank, tapi membangun kembali bisnisnya.
Ya, pikiran memiliki kekuatan untuk dapat meraih apa yang kita inginkan. Apapun keinginan itu, baik positif maupun negative, contohnya kisah berikut ini: Seorang eksekutif yang memiliki masa depan cerah dalam karirnya, tiba-tiba stress berat dan depresi ketika ia dinyatakan mengidap penyakit kanker. Yang ada dalam pikirannya, bahwa ia tidak akan bertahan. Benar, dalam waktu singkat sel kanker menyebar dalam tubuhnya. Dua bulan kemudian ia koma, keadaannya kritis. Tiga hari setelahnya ia menghembuskan nafas terakhirnya.
Lainnya, ketika mendapati sebuah kalimat ‘manis’ pada ponsel suaminya. Si istri menjadi paranoid saat suaminya tampil trendi, wangi dan pulang lebih lambat dari biasanya. Seluruh isi kepalanya menyimpulkan “Suaminya selingkuh dan ia siap-siap diceraikan”. Pikiran itu selalu menyertai kemana saja ia berada. Ia berubah dari ibu yang sabar menjadi penuh curiga, dari wanita yang halus menjadi kasar dan suka main tangan. Suaminya akhirnya menceraikannya, bukan karena wanita lain, tetapi karena istrinya sering kesetanan, menyerangnya sampai nyawanya hampir melayang.
Kita bisa mendapatkan apapun yang kita inginkan. Harta, anak, jodoh, mati atau perpisahan, tak ada yang tidak mungkin. Pikiran adalah kekuatan yang tak tertandingi. Masihkah kita tanyakan mengapa keinginan kita belum juga terjadi sampai hari ini? Jawabannya sederhanya, kita belum memaksimalkan kekuatan pikiran.

Pikiran Punya Kekuatan?
Manusia adalah makhluk yang paling sempurna. “Sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya”(QS. At-Tiin:4). Kesempurnaan itu disimboli oleh perangkat mahahebat yang tidak pernah dimiliki makhluk lain, yakni akal pikiran. Menurut Direktur Mizan Haidar Baqir yang juga diamini oleh pendiri dan pelopor Holistic Healing, Reza Gunawan, bahwa manusia diberi perangkat komplet yang seluruhnya saling bekerja sama-pikiran, hati dan anggota tubuh lainnya. Allah SWT., menciptakan manusia bukan untuk mengalami kegagalan. Ingat, proses pembentukan manusia untuk menjadi benih, terjadi pertempuran jutaan sperma dan hanya satu saja yang akhirnya berhasil.
Jadi manusia memang diciptakan untuk mampu melakukan segalanya sebelum dikacaukan oleh ketidakmampuan yang dating dari luar dirinya. Manusia bisa melakukan segalanya. Kekuatan itu ditegaskan Haidar,”Demikian dahsyatnya kekuatan akal sehingga dikatakan seolah-olah akal adalah rasul dalam diri manusia. Kalau kita menggunakannya dengan benar, akal akan membawa kita naik dan makin dekat pada Allah”.
Reza merumuskan bahwa kekuatan pikiran adalah suatu potensi yang ada dalam diri seseorang untuk mengenal dirinya dan menggunakan kapasitas pikirannya untuk bertransformasi dalam dirinya sendiri menuju keutuhan dan kesejatian hidup. Dengan kata lain, pikiran adalah perangkat utama kita untuk berevolusi menjadi manusia yang utuh, sesuai dengan kodrat yang direncanakan Sang Pencipta.
Kekuatan itu diakui pula dalam dunia kedokteran. dr. Sylvia Detri Elvira, Spka(K), spesialis kejiwaan, mengatakan,”Adanya keyakinan dalam diri seseorang itu bisa mempengaruhi semangat orang. Kekuatan pikiran dapat menggerakkan seseorang untuk menjadi lebih semangat untuk mencapai cita-citanya”.
Menggali Kekuatan Pikiran
Sekarang kita menuju pada kekuatan pikiran, bagaimana menggali dan mengasah kemampuan itu? Rhonda Byrne dalam bukunya The Secret menuliskan,”Di dalam diri kita terdapat sebuah magnet yang lebih kuat dari apapun. Dan magnet itu dipancarkan melalui pikiran kita. Ketika kita memikirkan sesuatu otomatis akan menarik apa yang anda pikirkan itu”.
Erbe Sentanu, yang bukunya Quantum Ikhlas banyak dipuji berbagai kalangan menjelaskan,”Diri kita adalah sebuah magnet besar yang selalu menarik apa saja sesuai dengan focus dari apa yang sedang kita pikirkan dan rasakan. Sehingga bila kita berpikir kesulitan, kita tidak bisa menarik kemudahan. Jika Anda menarik kekurangan, Anda tidak bisa menarik kekayaan”. Persis seperti ungkapan penyair Jalaludin Rumi,”Semua ada di dalam dirimu. Mintalah melalui dirimu sendiri”.
Demikian dahsyatnya kekuatan pikiran yang kita miliki, bagaimana otak bekerja dalam dunia tarik-menarik tersebut? Sylvia menjelaskan, dalam otak itu terdapat pusat segala macam”pusat pergerakan dan pusat seluruh koordinasi. Adapun yang berhubungan dengan pikiran, adalah pusat memori.
Selanjutnya, Paul MacLean, Direktur Laboratorium Evolusi dan Tingkah Laku Otak, National Institute of Mental Health di Amerika menjelaskan lebih detail, manusia dianugerahi system yang disebut 3 in 1 terdiri dari Otak Reptil yang membuat kita bisa memiliki rutinitas dan membentuk kebiasaan, tetapi bisa sangat menyulitkan karena kebiasaan buruk kita yang bersifat kaku dan sulit untuk diubah. Otak Mamalia Tua, membuat manusia bisa merasakan kelembutan dan sifat ingin merawat atau memelihara seperti makhluk mamalia umumnya. Otak ini dikenal juga dengan limbic system. Dan Otak Mamalia Baru tempat berlangsungnya analisis, logika, kreativitas dan intuisi yang seharusnya digunakan untuk mengarahkan kecenderungan otak lainnya.
Haidar menerangkan, sebetulnya, baik dilihat dari segi agama, kedokteran, atau psikologi, memang kekuatan pikiran mempunyai efektivitasnya sendiri.”Ibnu Sina, seorang filsuf Islam dan dokter, pernah menulis dalam bukunya Asy-Syifa bahwa dokter yang baik mampu menyembuhkan pasiennya tanpa member obat dan tanpa menyentuh. Caranya adalah dengan menimbulkan sugesti kesembuhan pada diri pasien. Yakni, meyakinkan pasiennya bahwa ia bisa sembuh dengan sendirinya. Kalau pasien betul-betul yakin, maka ia benar-benar akan sembuh,” jelasnya.
Dalam tulisannya yang lain, Ibnu Sina menggambarkan cara kerja kekuatan pikiran, baik positif maupun negative. Coba ambil sebilah papan yang cukup kuat, kira-kira selebar 20cm. Taruh papan itu di atas lantai dan kita berjalan di atasnya. Niscaya kita akan melewati dengan mudah. Tapi bila papan itu dibentangkan di atas jurang, meski papannya cukup kuat sehingga tak akan patah, kita akan lebih susah menjalaninya. Mungkin malah bisa jatuh betulan. Karena, ketika berjalan di atas lantai, tidak terbentuk pikiran akan jatuh. Tapi begitu berjalan di atas jurang terbentuklah sugesti jatuh sehingga ia benar-benar jatuh.
Jadi, kekuatan pikiran juga bisa memandu orang uyntuk mencapai cita-cita. Ini disebut sebagai visi. Dalam Islam, visi biasa disebut ru’yah-yang dapat bermakna penglihatan (akan sesuatu yang belum terjadi) dan mimpi. Misalnya, Nabi Yusuf mendapat mimpi-mimpi yang memberinya petunjuk bahwa suatu saat ia akan sampai ke tujuannya, yakni menjadi pejabat penting di Mesir. Dia akhirnya benar-benar sampai kesana karena ia tahu arah dan tak gampang menyerah oleh keyakinannya yang ia dapat dari mimpinya itu. Apapun yang dihadapi, sampai dijatuhkan ke sumur, tak membuatnya menyerah. Ia memiliki keyakinan dan daya tahan yang tak tergoyahkan. Itulah visi, keyakinan akan masa depan.
Cara Kerja
Bagaimana memfokuskan diri untuk menarik keinginan dan mewujudkannya? Reza Gunawan memaparkan,”Langkah pertama dan terpenting, kita perlu belajar untuk rileks. Biasanya manusia modern tahu tentang konsep rileks, tetapi tidak selalu tahu bagaimana caranya rileks yang efektif. Dalam metodologi Self-Healing yang kami praktekkan dan ajarkan melalui pelatihan, kita belajar mengenal kembali 4 alat dasar yang dimiliki setiap manusia sejak lahir”. Empat alat dasar ini begitu sederhana dan mujarab untuk memelihara ketenangan batin, kesehatan serta keselarasan hidup, namun banyak diantara kita yang sudah lupa cara memanfaatkannya. Keempat alat dasar itu adalah: napas, gerak, sentuhan dan hening. Napas memiliki keajaiban tersendiri karena mengizinkan kita untuk kembali ke pusat diri, mengistirahatkan saraf dan tubuh, serta melepaskan beban pikiran. Sementara gerak, apapun bentuknya, sebenarnya memberikan tubuh kita energy untuk hidup.
Sentuhan, baik dalam bentuk sentuhan kasih sayang maupun pijatan akan memicu rasa nyaman, bahagia dan rileks dalam diri setiap orang. Adapun keheningan, mulai bentuk hening yang alami seperti tidur, melamun, bengong, hingga yang disengaja seperti berdoa, relaksasi maupun meditasi, merupakan porsi yang amat penting untuk dilakukan dalam sehari-hari.
Alat-alat dasar ini akan membawa kita pada kehidupan yang lebih ringan, ikhlas dan selaras. Dari ini, mudah bagi kita untuk mengolah apa yang diinginkan untuk kemudian menjadi kenyataan.
Sependapat dengan Reza Gunawan, Erbe Sentanu menjelaskan lebih dalam mengenai betapa dahsyatnya pengaruh kondisi ringan, ikhlas dan selaras bagi sebuah kekuatan pikiran. Menurut Erbe, kondisi di atas akan sangat berpengaruh bagi jalannya gelombang alfa menuju bawah sadar. Alfa adalah tombol ikhlas. Frekuensi alfa akan masuk ke bawah sadar ketika seseorang berada dalam kondisi ikhlas-tanpa praduga negative atau sesuatu, yang ada hanya keinginan untuk mencapai sesuatu. Disinilah sejatinya kekuatan pikiran mencapai hasil optimal.
Perlu diketahui, kekuatan bawah sadar memiliki peran sangat penting bagi tercapainya segala bentuk keinginan yang ada di pikiran. Prosentasenya 88% muncul dalam bentuk ‘perasaan’. Kekuatan ini mampu menarik segala impian menjadi kenyataan. Sayangnya, kita tidak terampil untuk menyelam kesana karena memang tidak terbiasa.
Setiap hari kita hanya bergerak dalam gelombang Beta, yaitu frekuensi seseorang dalam kondisi terjaga penuh, dan ini didominasi oleh logika (bangun tidur langsung berpikir tentang rencana kerja hari ini, kemudian bekerja menjalankan aktivitas); juga Delta, frekuensi seseorang saat tertidur pulas tanpa mimpi dan tidak sadar (pulang kerja lelah, akhirnya tertidur) tanpa melalui gelombang Alfa dan Theta, yakni gelombang yang memungkinkan seseorang mengisi mimpinya dengan pikiran dan ide yang sangat kreatif.
Dominasi Peran Hati
Untuk mengoptimalkan pengerahan kekuatan pikiran hati tidak boleh ditinggalkan. Haidar yang juga dosen Universitas Paramadina mengatakan,”Islam tidak memisahkan antara akal dengan hati. Akal merupakan hasil dari latihan-latihan yang bersifat rasional dan juga kebersihan hati-yang merupakan produk kebaikan akhlak. Orang pintar tapi tidak berhati bersih, sepintar apapun ia, tak akan mencapai kebenaran. Kepintaran akalnya akan dibelokkan oleh nafsunya. Objektivitasnya akan terganggu oleh vested-interest-nya (kepentingan pribadi)”.
Erbe Sentanu memiliki penjabaran lain tentang kekuatan hati. Mengapa kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan? Karena hati kita sejak awal sudah meragukan diri kita sendiri. Misalnya, pikiran kita menyatakan”Saya ingin sukses” (12%) sementara hati kita merasakan takut, bingung, ragu, tergesa, tak terarah, masih ada yang menggantung, hopeless dan seterusnya (88%). Secara tidak sadar menjadi focus, sehingga menarik keberhasilan menjadi kegagalan.
Kita akan selalu menerima apa yang ada di hati meskipun kita tidak menginginkannya. Hal ini sesuai dengan hukum tarik-menarik yang teradi di alam semesta, yang menyebutkan bahwa sesuatu akan menarik sesuatu sesuai dengan sifatnya. Lihatlah contoh sebagaimana disebutkan dalam kisah sebelumnya, istrinya sangat takut bila diceraikan. Begitu pula dengan pria sukses berpenyakit kanker, ia khawatir bila kanker akan mengambil nyawanya. Yang ada di hati mereka terfokus pada ketakutan yang terus-menerus. Tanpa mereka sadari, mereka sedang mengarahkan energy ke sana yang akhirnya menarik sesuatu sesuai dengan fokus pikiran, akhirnya sang istridiceraikan, yang satunya mati karena kanker.
Bandingkan dengan kisah sebelumnya, Erbe Sentanu mematahkan diagnosis dokter, ia yakin bahwa ia akan mendapatkan keturunan dengan cara menghadirkan suasana seolah-olah ia akan memiliki bayi. Kamar tidurnya dihiasi dengan warna-warna cerah, gambar-gambar kartun serta banyak boneka. Seluruh pikiran dan hatinya fokus pada bayi. Sampai di sini, masihkah anda meragukan kekuatan pikiran?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar